Selasa, 08 Oktober 2013

Hubungan Indonesia-China Semakin Erat

Hubungan Indonesia-China Semakin Erat Dengan Nilai Perdagangan Lebih Dari 51 Miliar Dolar



Presiden Cina (Kiri) Dan Presiden Indonesia (Kanan)
Jakarta  - Pemerintah Indonesia dan Pemerintah China sepakat untuk meningkatkan kerja sama kedua negara menjadi kemitraan strategis komprehensif di berbagai bidang yang saling menguntungkan.

"Kembali kita ukir sejarah baru karena kami bersepakat kemitraan strategis dan komprehensif. Saya yakin dan percaya dengan ini di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping bisa tingkatkan kerja sama bilateral di waktu mendatang," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pernyataan pers bersama dengan Presiden China Xi Jinping usai pertemuan bilateral kedua pemimpin negara di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu petang

Presiden Yudhoyono mengatakan peningkatan kerja sama tersebut antara lain ditunjukkan dengan komitmen kedua negara meningkatkan nilai perdagangan melebihi 51 miliar dolar AS dan keinginan China membuka konsulat jenderal di Bali.

"Kami juga sepakat meningkatkan kerja sama di bidang perindustrian, pembangunan infrastruktur di bidang transportasi, dan juga keuangan, juga di bidang pariwisata, pendidikan, dan industri kreatif," kata Presiden.

Selain kerja sama di bidang tersebut, kedua negara juga bekerja sama di bidang maritim, perikanan, eksplorasi ruang angkasa untuk tujuan damai, dan perdagangan.

Presiden Xi Jinping dalam keterangan persnya mengatakan kedua negara memiliki hubungan yang erat dan akan terus ditingkatkan.

Presiden China memaparkan peluang peningkatan kerja sama kedua negara terbuka lebar.

Kedua pemimpin negara menyaksikan penandatanganan enam kerja sama, masing-masing di bidang ekonomi dan perdagangan, bidang kawasan industri terpadu Indonesia-China, kerja sama maritim dan perikanan, kerja sama pariwisata, kerja sama meteorologi dan klimatologi, kerja sama eksplorasi dan ruang angkasa untuk maksud damai.

Indonesia dan China berpeluang untuk melakukan kerja sama dalam skema pembangunan kawasan industri terpadu dengan total nilai mencapai 32 miliar dolar AS.

Menteri Perindustrian MS Hidayat usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pembicaraan bilateral dengan Presiden China Xi Jinping, Rabu malam, mengatakan, kerja sama tersebut antara lain membangun infrastruktur, smelter batu bara dan juga transportasi di kawasan-kawasan Sulawesi dan Kalimantan.

"Ada sembilan perusahaan smelter yang akan teken, dari 22 perusahaan (yang akan tandatangan perjanjian kerja sama-red). Nilainya 32 miliar dolar AS. Jadi yang dibangun infrastruktur, smelter, railway, transportasi. Baru bara di Kalteng dan Papua," katanya.

Ia menambahkan,"Ada satu perusahaan dengan teknologi baru yakni gasifikasi batu bara. Tapi dia baru mau ditarik ke sini. Termasuk nikel, bauksit. Mereka besok itu menandatangani joint venture agreement, seluruh yang 22 itu. Ini mineral, infrastruktur, tranportasi, itu sudah diseleksi dari pihak Indonesia melalui kantor Menko, Menperin dan diseleksi sendiri oleh pihak Chinanya sendiri. Jadi yang diteken itu sudah confirm."

Menperin mengatakan, investasi smelter untuk masing-masing perusahaan berkisar antara Rp1 miliar hingga Rp1,5 miliar dolar AS.

"Ada sembilan perusahaan, smelter itu investasinya per satu buah RP1 miliar -- Rp1,5 miliar. Jumlah ada sembilan," katanya.

Indonesia dan China dalam kesempatan kunjungan Presiden Xi Jinping ke Indonesia menandatangani enam nota kesepahaman antar negara untuk kerja sama di berbagai bidang antara lain perdagangan, pariwisata, pengembangan teknologi angkasa dan juga kerjasama di bidang meteorologi dan geofisika.

Sumber : Antara

Tidak ada komentar: