Y-20 adalah pesawat angkut militer besar serbaguna yang dikembangkan sendiri oleh China, mampu melakukan misi kargo jarak jauh dan misi transportasi personel saat kondisi cuaca buruk. Nama lengkapnya adalah Xi'an Y-20, dikembangkan oleh Xi'an Aircraft Industrial Corporation dan secara resmi diluncurkan pada tahun 2006. Kode namanya adalah Kunpeng, diambil dari nama burung mitos China kuno yang bisa terbang ribuan kilometer.
Pesawat angkut militer besar ini memiliki minimal berat lepas landas lebih dari 100 ton dan akan menjadi unit penting bagi Angkatan Udara China. Y-20 mengalahkan pesawat transportasi militer besar lainnya di dunia dalam berbagai aspek, dan akan menjadi promotor dari evolusi Angkatan Udara China untuk menjadi kekuatan udara strategis di dunia.
Media-media internasional telah memberikan peringkat kepada Y-20 termasuk dalam top 10 pesawat angkut militer terbesar di dunia. Menurut data yang didapatkan, Y-20 memiliki berat lepas landas maksimum 200 ton dengan muatan maksimum 66 ton. Ini melebihi pesawat Ilyushin-76 Rusia yang memiliki muatan maksimum 50 ton. Tidak diragukan lagi jika Y-20 adalah pesawat militer raksasa di dunia.
Y-20 prototipe yang saat ini masih berjumlah dua unit, masih menggunakan empat mesin turbofan buatan Rusia dan untuk
pesawat produksinya nanti, Y-20 akan menggunakan mesin WS-20. Kargo
dimuat melalui jalan belakang pesawat dengan mengakomodasi rolling
stock. Untuk tata letak umum, Y-20 masih mirip dengan Ilyushin-76.
Analis militer mengatakan bahwa jumlah, kinerja, dan muatan dari pesawat angkut militer adalah tiga faktor utama yang digunakan untuk mengukur apakah suatu negara memiliki angkatan udara strategis. Seluruh kekuatan Angkatan Udara China akan mencapai lompatan kuantitatif jika pada saatnya nanti Y-20 resmi memperkuat Angkatan Udara China.
Song Xiaojun, seorang ahli militer ternama dan chief editor di majalah Naval and Merchant Ships, mengatakan bahwa China telah banyak menerapkan teknologi baru pada Y-20. Setelah sukses dalam penerbangan perdananya, artinya Y-20 sudah dalam tahap akhir pembangunan, dan tentunya dapat lebih ditingkatkan dengan mengaplikasikan teknologi tertentu.
Analis militer mengatakan bahwa jumlah, kinerja, dan muatan dari pesawat angkut militer adalah tiga faktor utama yang digunakan untuk mengukur apakah suatu negara memiliki angkatan udara strategis. Seluruh kekuatan Angkatan Udara China akan mencapai lompatan kuantitatif jika pada saatnya nanti Y-20 resmi memperkuat Angkatan Udara China.
Song Xiaojun, seorang ahli militer ternama dan chief editor di majalah Naval and Merchant Ships, mengatakan bahwa China telah banyak menerapkan teknologi baru pada Y-20. Setelah sukses dalam penerbangan perdananya, artinya Y-20 sudah dalam tahap akhir pembangunan, dan tentunya dapat lebih ditingkatkan dengan mengaplikasikan teknologi tertentu.
Dari informasi yang beredar, Y-20 mulai uji lapangan pada bulan Desember 2012 lalu,
termasuk uji coba runway, dan akhirnya terbang perdana selama satu jam
pada tanggal 26 Januari 2013. Saat mendarat di penerbangan perdananya,
dilaporkan bahwa Y-20 sempat memantul sekali sebelum akhirnya mantap di
landasan pacu, ini karena kecepatan pendaratannya yang tinggi.
Perlu dicatat bahwa China telah mengungkapkan informasi tentang penerbangan perdana yang sukses dan tepat waktu dari Y-20. Hal ini menunjukkan keterbukaan China dalam transparansi militer, serta meningkatkan kemampuannya untuk mengatasi situasi internasional yang terus berubah, dan menunjukkan tekad kuat untuk menjamin keamanan nasional.
Perlu dicatat bahwa China telah mengungkapkan informasi tentang penerbangan perdana yang sukses dan tepat waktu dari Y-20. Hal ini menunjukkan keterbukaan China dalam transparansi militer, serta meningkatkan kemampuannya untuk mengatasi situasi internasional yang terus berubah, dan menunjukkan tekad kuat untuk menjamin keamanan nasional.
Kru: 3 (pilot, copilot & load master)
Daya angkut: 66 ton
Panjang: 47 m
Rentang sayap: 45 m
Tinggi: 15 m
Luas sayap: 330 m²
Berat kosong: 100 ton
Berat take off maksimum: 220 ton
Mesin: 4 × Soloviev D-30KP-2 atau WS-18, kedepannya akan menggunakan mesin WS-20 turbofans
Kecepatan jelajah: Mach 0.75 (918 km/jam)
Jangkauan: 4.500 km dengan kargo maksimum
Service ceiling: 13 km
Sumber : www.artileri.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar